Pesatnya perkembangan media komunikasi yang memudahkan interaksi di
antara manusia di segala penjuru dunia, termasuk salah satu nikmat Allah
yang wajib disyukuri. Di antara media komunikasi yang berkembang dengan
pesat sekali adalah media internet yang merupakan media “wajib” yang
manusia di zaman ini tidak bisa lepas darinya. Perkembangan ini tentu
memiliki efek-efek yang positif dan negatif sesuai dengan acara-acara
yang disebarkan oleh media ini. Maka internet sebagai salah satu produk
kemajuan peradaban adalah ibarat sebuah pisau yang bisa digunakan untuk
hal yang bermanfaat dan bisa digunakan untuk hal yang membuat mudharat
bagi manusia.
Realita yang ada menunjukkan bahwa banyak sekali faedah yang bisa
diambil dari internet. Ia adalah media dakwah yang efektif dan
menjangkau ke seluruh dunia. Begitu banyak perbendaharaan-perbendaharaan
ilmu yang terekam dengan baik di internet
baik dari para ulama mutaqoddimin (zaman dahulu) dan muta’akhkhirin
(sekarang). Internet juga merupakan media yang sangat efektif di dalam
mencari penghidupan dengan berbagai metode yang ditawarkan.
Akan tetapi, hal yang tidak boleh kita lupakan ialah bahwa para setan
dari kalangan jin dan manusia juga memanfaatkan media internet ini
untuk kepentingan-kepentingan mereka. Berapa banyak kejahatan-kejahatan
yang berawal dari internet dan berapa banyak kemaksiatan-kemaksiatan
yang berawal dari internet dan menyebar menyebar secepat kilat ke segala
penjuru dunia tanpa bisa dibendung.
Lalu bagaimanakah seorang muslim menyikapinya? Insya Allah dalam
pembahasan kali ini akan kami paparkan secara ringkas sikap-sikao yang
selayaknya dilakukan oleh setiap muslim terhadap media internet ini
dengan banyak mengambil faedah dari risalah Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd yang berjudul al-Internet Imtihanul Iman wal Akhlaq wal ‘Uqul.
FITNAH INTERNET
Internet merupakan sebuah revolusi besar di dunia iptek dan media
massa, sebagaimana ia juga sekaligus merupakan medan yang luas untuk
menguji keimanan, akhlaq, dan akal manusia. Di dunia internet kebaikan
terbuka lebar pintu-pintunya, sebagaimana pintu-pintu kejelekan juga
terpapar dengan berbagai pose. Di dunia internet seseorang bisa
menyuarakan apa saja yang dia mau, dia bisa memuaskan matanya dengan apa
saja yang ingin dia lihat, dia bisa menulis dengan tangannya apa saja
yang dia kehendaki, tanpa ada yang menghisabnya, tanpa ada yang
mengontrolnya, dan tanpa ada yang bisa menghentikannya.
Jika seseorang mampu mengendalikan dirinya, menjaga keluhuran
jiwanya, melihat akibat setiap perbuatannya, dan selalu merasakan bahwa
dia selalu diawasi dan terlihat oleh Rabb Sang Maha Pencipta yang Maha
Mendengar dan Maha Melihat –maka dia akan selamat.
Adapun jika dia melepaskan kekang jiwanya, dan mengikuti segala yang
diinginkan hawa nafsunya, tanpa ada kontrol keimanan dan ketakwaan –maka
hampir-hampir dia telah membenamkan dirinya di dalam jurang kehinaan
dan melemparkan dirinya di dalam kubangan kenistaan; maka tidak ada
setelah itu kecuali penghinaan jiwa, terenggutnya kehormatan, dan
kebobrokan moral.
KIAT-KIAT MENGHADAPI FITNAH INTERNET
Ada beberapa hal yang bisa membantu seorang muslim di dalam
menyelamatkan diri dari fitnah internet dan bahaya-bahayanya, di
antaranya adalah:
1. Berhati-hati di dalam bergaul dengan internet
Hendaknya seorang yang berakal tidak terlalu percaya diri dengan
dirinya sehingga menjerumuskan dirinya ke dalam fitnah yang kemudian
sulit melepaskan diri darinya.
Sepantasnya baginya jika hendaknya mengirim postingan atau komentar
agar mempertimbangkan sejauh mana akibatnya, hendaknya menjaga diri dari
menyakit orang-orang yang beriman dan menyebarkan perbuatan keji di
antara mereka. Hendaknya menjauhkan diri dari pembicaraan yang tidak
berguna, mempermainkan perasaan, menyebarkan tuduhan-tuduhan, dan
mengadu domba di antara manusia.
Jika ingin memberikan komentar atau membantah maka hendaknya dengan ilmu, keadilan, rahmat,adab, dan ungkapan yang sopan.
Jika ingin berpartisipasi maka hendaknya memakai namanya yang asli,
adapun jika mengkhawatirkan dirinya jika menyebut dengan namanya yang
asli atau ingin menjaga keikhlasannya, maka hendaknya menghindari dari
tulisan-tulisan yang tidak boleh dan tidak layak, dan hendaknya selalu
mengingat bahwa nanti akan berdiri di hadapan Allah Ta’ala untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di hari yang ditampakkan semua
rahasia.
2. Berhati-hati dari lanngkah-langkah setan
Hendaknya seorang muslim mewaspadai langkah-langkah setan karena
setan adalah musuh, selalu mengintai seorang manusia dan mencarei-cari
segala jalan untuk menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Allah telah
memperingatkan ini dengan berfirman:
ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah [2]: 168)
Seorang yang berakal tidak akan pernah percaya dengan musuhnya
selama-lamanya, tidak melemparkan dirinya ke dalam kubangan-kubangan
fitnah, dan tidak terlalu percaya dengan dirinya betapapun tinggi
kecerdasannya, betapapun dalam agama dan ilmunya. Maka seorang yang
berakal akan menjauh dari fitnah, dan tidak menampakkan diri kepadanya.
Lihatlah bagaimana Nabi Yusuf ‘Alaihis Salaam tidak membawa
dirinya ke dalam fitnah, tetapi fitnahlah yang datang kepadanya.
Meskipun demikian, beliau tidak perceya diri dengan keimanannya,
ilmunya, dan keutamaannya, bahkan beliau lari dari fitnah, berlindung
kepada Allah dari kejelekannya, dan mengakui kelemahan dirinya dengan
mengatakan:
قال رب السجن أحب إلي مما يدعونني إليه وإلا تصرف عني كيدهن أصب إليهن وأكن من الجاهلين
[Qala rabbi assijnu ahabbuilayya mimma yadAAoonanee ilayhi wa-illa tasrifAAannee kaydahunna asbu ilayhinna waakun mina aljahileen]
Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari
padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi
keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh“. (QS. Yusuf [12]: 33)
3. Membatasi waktu dan tujuan ketika masuk internet
Di antara perkara yang bisa menghindarkan seseorang dari fitnah
internet adalah hendaknya membatasi waktu di dunia internet dan memiliki
tujuan yang jelas ketika masuk ke dalamnya.
Jika dia tidak membatasi waktu dan terus tergiring di dalam
membuka-buka file, dan berpindah-pindah dari satu situs ke situs yang
lain tanpa tujuan yang jelas, maka akan sia-sialah waktunya dan tidak
mendapatkan faedah kecuali sedikit.
4. Memikirkan akibat-akibat dari setiap perbuatannya
Di antara perkara yang bisa menyelamatkan diri dari fitnah internet
adalah dengan memikirkan akibat-akibat dari setiap perbuatannya, dan
hendaknya mengekang jiwanya dengan kekang ketakwaan dan muroqobah.
Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:
بالله عليك يا مرفوع القدربالتقوى لاتبع عزها بذل المعاصبي, وصابر عطش الهوى في هجير المشتهى وان أمض وأرمض
“Demi Allah, wajib atasmu –wahai seorang yang telah dimuliakan dengan
ketakwaan- janganlah engkau menjual kemuliaan takwa dengan kehinaan
maksiat-maksiat, dan bersabarlah dari dahaga hawa nafsu di dalam
panasnya sesuatu yang diinginkan walaupun merasakan sakit dan terbakar.”
(Shaoidul khothir: 1/45)
5. Menjauhi hal-hal yang merangsang nafsu
Seorang yang masuk ke dalam internet hendaknya menjauhi hal-hal yang
merangsang, menjauhi situs-situs porno, dan forum-forum yang banyak
menyuarakan perkataan-perkataan yang jorok, dan menjauhi
pembicaraan-pembicaraan yang merangsang nafsu dan syahwat.
Hendaknya dia menjauhi gambar-gambar seronok (cabul, porno, Red.) dan
tampilan-tampilan yang merangsanng, karena jiwa manusia –dengan tabiat
yang Allah berikan kepadanya dari kecenderungan mengikuti hawa nafsu-
permisalannya seperti mesiu dan segala zat yang mudah terbakar. Zat-zat
ini jika jauh dari hal-hal yang memicu terbakarnya, maka dia akan tenang
dan tidak membahayakan. Adapun jika dipicu dengan hal-hal yang
menyalakannya maka akan terbakar dengan cepat.