Minggu, 14 September 2014

Cuek, Bukan yang Terbaik

"Cuek is The Best", EGP = Emang Gue Pikirin,  Masa bodoh, bukan urusanku! Anda sering mendengar ungkapan ini?

Bisa jadi, itu hanyalah ungkapan biasa, sekedar bahasa gaul dan asal ngomong. Namun bisa pula, ungkapan-ungkapan ini memang lahir dari rahim individualisme yang mengekspresikan sikap tidak mau tahu, ketidakpedulian dan memetingkan diri sendiri (egosentris). Hari ini, pola pikir seperti ini seperti tengah mewabah. Sadar atau sadar, individualisme mulai banyak meresap dan menyusun karakter manusia-manusia modern akibat pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Sehingga gaya dan prilaku mementingkan diri sendiri dan masa bodoh kian hari makin mengental.

Dalam persepsi manusia individualis, masing-masing orang memiliki kebebasan dan kepentingan sendiri yang terpisah dan bebas. Prinsip yang dipegang adalah, apapun yang dilakukan, yang penting tidak mengganggu orang lain dan biarlah masing-masing orang mengurus diri dan kepentingannya. Seperti itu pula yang dia harapkan dari orang lain, yaitu agar orang lain memikirkan diri sendiri dan tidak mengusiknya selagi apa yang dilakukannya tidak mengganggu. Individualisme juga tidak bisa lepas dari egoisme atau sikap mementingkan diri sendiri. Artinya, apa yang tidak penting dan tidak menguntungkan dirinya, bukanlah hal yang perlu mendapat perhatian.Akibatnya, kepekaan dan kepedulian sosial; terhadap orang lain maupun lingkungan, menurun dan semakin tumpul.

Minggu, 31 Agustus 2014

Mengasah Empati Mengikis Ego Diri

Uwais al-Qorni, seorang tabi'in yang mulia, dan keshalihannya telah di isyaratkan oleh Nabi Shallahu'alaihi Wasallam, seorang ahli ibadah, namun juga sangat perhatian terhadap nasib saudaranya. Saat tak ada lagi sesuatupun yang dimilikinya, sementara masih ada orang-orang yang hidup menderita, beliau berdo'a, "Ya Allah, saya memohon udzur kepada-Mu hari ini, lantaran tidak mampu memberi pakaian kepada orang yang tak punya pakaian. Tidak ada lagi makanan yang dirumahku selain apa yang telah berada dalam perutku, dan aku tidak memiliki apa-apa lagi selain apa yang menempel ditubuhku." Padahal, ketika itu yang menempel di tubuh beliau hanyalah sehelai baju yang telah usang.

Selasa, 16 Oktober 2012

Untukmu Wahai Saudariku Muslimah

Nasehat Indah Syaikh Shalih al-Fauzan Hafidzhahullah
Jilbab untuk berhias atau untuk menutupi perhiasan??


حكم لبس العباءة التي يوضع لها أكمام مثل الثوب ؟

: نص السؤا
انتشرت في الآونة الأخيرة عباءة يطلق عليها اسم : (العباءة الإسلامية) وهي توضع على الرأس ولكن لها أكمام من الذراع إلى الكتف فما رأي فضيلتكم في لبس مثل هذه العباءات ؟

          : الجواب
يا إخواني العباءة إنما وضعت للستر ولم توضع للزينة ليست لباس زينة ، ولا يجوز أن تتخذ للزينة ، أو أن تُطرَّز ، أو يوضع فيها نقوش ، أو يُفتح لها أكمام وتصبح كالثوب ، ما تصير عباءة ، تصير ثوب هذه
فالعباءة إنما هي للستر ، تستر جميع بدن المرأة  ، مثل الجِلال الكبير الذي هو الجلباب ، الغرض منها الستر وليس الغرض منها التزين ، بل الغرض منها ستر التزين أمام الرجال ، فلا يجوز التفنن في العباءات ، تسميتها إسلامية هذا للترويج  ، وإلا ليست إسلامية ، هذه للترويج فقط ، فالعباءة الإسلامية هي العباءة الساترة الضافية المتينة الخالية من النقوش والتطريزات والزينة ، تكون ساذجة [كذا] ما فيها شيء . نعم

Pertanyaan:

Akhir-akhir ini tersebar aba’ah ( jilbab ) yang dinamakan ‘Aba’ah Islamiyyah’ yang dikenakan dari atas kepala, akan tetapi ia memiliki lengan dari tangan sampai ke bahu. Bagaimana pendapat syaikh tentang memakai aba’ah semacam ini?

Jawaban:
Wahai Saudaraku, jilbab itu tujuannya untuk menutupi bukan untuk berhias, ia bukanlah perhiasan dan tidak boleh digunakan untuk berhias atau diberi bordir-bordir atau lukisan, atau dibuatkan lengan sehingga jadi seperti baju (lengan panjang). Yang seperti ini bukanlah jilbab tapi baju.

Jilbab itu tujuannya untuk menutupi, menutupi seluruh badan wanita, seperti selimut yang besar yaitu jilbab. Tujuannya adalah untuk menutupi dan bukan untuk berhias.

Bahkan tujuannya adalah untuk menutup diri dari berhias di hadapan laki-laki (ajnabi), maka tidak boleh menghiasi jilbab. Ia diberi embel-embel ‘Islami’ supaya laris, padahal ini tidak Islami! Ini hanya supaya laris saja.

Jilbab yang Islami itu adalah jilbab yang menutupi, lebar dan panjang serta tidak terdapat lukisan, bordiran dan hiasan-hiasan, jilbab Islami itu adalah yang sederhana dan tidak ada hiasan-hiasannya. Na’am.
Sumber :  http://www.alfawzan.af.org.sa/index.php?q=node%2F3192